1.
RESUME
JUDUL BUKU : CHANGE, BAB 7
ANALISIS TURNAROUND
PENGARANG : RHEINALD KASALI
BAB
7
ANALISIS TURNAROUND
Turnaround
(putar halauan) adalah istilah yang banyak digunakan dalam change manajement
untuk memperbaiki perusahaan , atau institusi yang sedang sakit. Istilah
turnaround disini dipakai untuk menjelaskan strategi yang dapat dipakai oleh
pemimpin perubahan yang menghadapi banyak kendala, namun ia masih punya cukup
waktu dan masih ada resources yang
memadai untuk mencari solusi. Jadi perusahaan/ institusi tidak sedang dalam
kondisi krisis. Contohya seperti yang terjadi pada PT. Garuda Indonesia yang
pada tahun 1997 nyaris mengalami kebangkrutan, namun kemudian CEO nya saat itu
Robby Djohan segera melakukan turnaround. Mereka mengembalikan asset-aset yang
tidak penting kepada pemasok, menjual, dan mengurangi/menutup rute perjalanan
yang merugikan, memindahkan karyawan pada perusahaan lain yang dibentuk bersama
PT. Angkasa Pura untuk menangani penumpang di bandara, dan memperbaiki sistem
kerja agar lebih efisien dan lincah bergerak.
MENGELOLA PADA SAAT
TURUN BERBEDA DENGAN SAAT NAIK
Mengelola
perusahaan atau Negara pada saat turun berbeda dengan mengelola pada saat
sedang naik. Pada saat pasar sedang tumbuh, anda bisa meningkatkan keuntungan
dengan pemasaran. Sebaliknya pada saat pasar sedang lesu dan kondisi anda
sedang menurun, yang terutama harus dilakukan adalah efisiensi. Pada saat
sedang tumbuh, anda dapat memainkan instrument utang. Pada saat sedang turun
perbaikan perlu dilakukan pada sisi asset, termasuk merampingkan lemak-lemak,
membuang beban, dan mengubah arah masa depan. Pada saat sedang menanjak,
manusia punya kecenderungan boros. Merekrut banyak, pegawai, membangun gedung
baru, pengeluaran semakin bertambah, seperli listrik, air, untuk gedung
tersebut. Kondisi ini yang kemudian menjadikan perusahaan menjadi tidak sehat
yang sesungguhnya banyak hal yang tidak diperlukan. Pada saat sedang menurun,
semua beban ini harus dibersihkan. Dengan demikian pada saat kondisi ekonomi menurun, seorang
eksekutif harus melakukan perubahan halauan. Mengubah dari menurun menjadi
berhenti sebentar. Mulanya dengan mengurangi beban sehingga laju penurunan
berkurang. Setelah berhenti, ia harus segera berunah haluan. Memutar kembali ke
atas. Perilakunya harus berubah, cara berpikir, berpakaian , bahkan
orang-orangnya harus berubah. Hal ini tidaklah mudah. Mula-mula kita harus
mengenal betul apakah masih dapat diubah? Apakah turnaround memungkinkan? Dan
lain sebagainya.
APAKAH TURNAROUND MASIH
MEMUNGKINKAN?
Seorang
pemimpin harus tahu persis dimanakah posisi perusahaaannya berada. Apakah
perusahaan masih layak untuk disembuhkan melalui program turnaround? Atau
jangan-jangan sudah dalam kondisi krisis dan susah disembuhkan. Seorang
spesialis turnaround biasanya harus bersikap realistis. Ia harus berani
mengatakan pada kreditur dan pemegang saham bahwa “nyawa” perusahaan ini sudah
akan berakhir dalam waktu dekat,kecuali mereka berhasil mengambil
langkah-langkah strategis dengan mengamputasi bagian-bagian tertentu. Ada
beberapa indicator untuk melihat seberapa jauh perusahaan dapat diputar
halauannya. Diantaranya:
1.
Dukungan yang kuat dari stakeholder
termasuk pekerja, komunitas, dan pemegang saham.
2.
Adanya bisnis inti (core business) yang
mampu mendatangkan cashflour yang dilihat dari kondisi EBIT (Earning Before Interest
and Taxes) yang positif dan cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan baru
3.
Adanya team management yang solid dan
tangguh
4.
Sumber-sumber baru pembiayaan khususnya
yang berjangka panjang.
Dengan
adanya dukungan, para eksekutif dapat bekerja secara optimal sambil melakukan
poembenahan. Setelah itu, kondisi yang kompetitif seperti mendorong rivalry
diantara para pelaku usaha, mutlak dibutuhkan. Pemimpin perubahan juga harus
melihat apakah masih ada produk yang dapat diandalkan untuk menghasilkan
revenue. Yang terkadang ketika perusahaan dalam kondisi besar, sering tidak
focus melihat produk yang bermanfaat. Pemimpin perubahan perlu memperbaiki mutu
produk, menyehatkan core business, selain itu dibutuhkan pula team management
yang solid dan berirama sama. Pekerjaan turnaround adalah pekerjaan yang
beresiko dan stressful. Artinya ada kemungkinan management akan dilanda
kepanikan-kepanikan, saling curiga, dan sling menyalahkan, sehingga organisasi
akan saling terpecah belah. Bukan hanya dibutuhkan team yang solid, tetapi juga
credible, dan juga menyandang keahlian-keahlian tertentu yang dipersepsikan
positif oleh pasar.
PRODUK
ANDALAN
Tidak
terdapatnya produk andalan dapat membuat perusahaan berada dalam keadaan sulit
karena tidak adanya kepastian cash inflow yang merupakan darah segar bagi
perusahaan. Faktor –faktor yang dapat menyebabkan produk andalan hilang dalam
pasar adalah :
·
Quality control tidak memadai
Produk
yang dikirim ke pasar sebagian besar defect
(cacat) atau berkualitas rendah.
·
Delivery tidak tepat waktu
Produk
sudah baik, tapi konsumen menerima barang lewat dari waktu yang telah
dijanjikan / disepakati.
·
Teknologi sudah ketinggalan zaman
Yakni
keadaan saat produk andalan kita kalah jika dibandingkan pendatang baru / pesaing berhasil menemukan
teknologi baru yang disukai pasar. Misalnya, Nokia yang menggunakan teknologi
bandset digital berhasil mengalahkan Motorola yang masih menggunakan teknologi
analog.
·
Muncul produk-produk pengganti
Produk
andalan pun akan kalah ketika pasar mulai menyukai produk-produk pengganti yang
dinilai lebih memenuhi kebutuhan, yang menawarkan produk baru atau cara baru
dalam mengkonsumsi produk yang ada. Misal, Nestcafe yang mengalami gangguan
dengan adanya kedai kopi Starbucks.
Medan kompetisi baru
Dalam
medan kompetisi baru yang lebih kompetitif, dapat memungkinkan datangnya
pendatang baru dengan produk yang sama, tapi harga lebih murah. Misal, PT
Indofarma yang terbiasa memasok obat murah untuk rakyat miskin (obat generik)
secara mass production dan mass marketing, sedikit kewalahan dengan
adanya pesaing baru yang menawarkan obat lebih murah dengan struktur biaya yang
lebih efisien. Maka, untuk mengangkat kembali aura
produk andalan ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu upaya langsung dan
upaya tidak langsung terhadap manajemen produk.
1. Upaya
Langsung
Dengan
metode kontras, eksekutif turnaround
dapat membedakan produk dan pasarnya antara yang sekarang (existing) dengan
yang harus dikembangkan (future product/market) agar dapat melihat dalam
kerangka yang lebih luas. Misal, Sido Muncul yang membuat Tolak Angin Cair,
Tolak Angin Anak-anak dan permen Tolak Angin. Keberhasilan memperluas produk
pasar pun menjadi alat yang penting bagi perusahaan untuk memperoleh
kepercayaaan.
Adapun
cara perluasan produk dengan menggunakan 3 variabel, yaitu who (jalur konsumen), what
(produk), dan how (pengembangan
cara-cara baru dalam memasarkan, mengonsumsi, atau cara mengirim produk),
seperti Amazon.com yang menjual buku lewat internet.
2. Upaya
Tidak Langsung
Diperlukan
untuk memperbaiki proses, semangat kerja, atau mengubah asumsi lama yang telah
lama melekat dalam pikiran eksekutif karyawan terhadap produk dan cara kerja
sehari-hari. Upaya-upayanya adalah :
a) Mengubah budaya korporat (melakukan transformasi nilai-nilai)
Yakni mengubah hal-hal yang kasat mata, seperti simbol-simbol, ritual, maupun yang tidak terlihat, seperti filosofi, nilai-nilai dasar, kebiasaan, bahasa yang dipakai dan dilakukan secara bertahap oleh manusia.
b) Efisiensi
Yakni membentuk gugus tugas-gugus tugas khusus untuk menangani efisiensi, dibentuk lewat operasional dan dipimpin direksi atau tim khusus. Meliputi on time delivery, business process, pengurangan waste, dan sebagainya.
c) Reorganisasi
Yakni mengubah sudut pandang manusia agar cara kerjanya benar-benar baru dan sesuai dengan misi perubahan. Dan seorang atasan berperan untuk menantang asumsi-asumsi yang sudah ada dalam benak anak buahnya.
a) Mengubah budaya korporat (melakukan transformasi nilai-nilai)
Yakni mengubah hal-hal yang kasat mata, seperti simbol-simbol, ritual, maupun yang tidak terlihat, seperti filosofi, nilai-nilai dasar, kebiasaan, bahasa yang dipakai dan dilakukan secara bertahap oleh manusia.
b) Efisiensi
Yakni membentuk gugus tugas-gugus tugas khusus untuk menangani efisiensi, dibentuk lewat operasional dan dipimpin direksi atau tim khusus. Meliputi on time delivery, business process, pengurangan waste, dan sebagainya.
c) Reorganisasi
Yakni mengubah sudut pandang manusia agar cara kerjanya benar-benar baru dan sesuai dengan misi perubahan. Dan seorang atasan berperan untuk menantang asumsi-asumsi yang sudah ada dalam benak anak buahnya.
DESTINASI,
SUMBER DAYA, DAN PENGHARGAAN
Ada
5 hal yang harus dimiliki
1. 1. Pengakuan
terhadap posisi sekarang
Pengakuan
terhadap posisi sekarang merupakan tugas yang tidak ringan, karena diperlukan
kejujuran dan kemampuan melihat dengan jelas. Biasanya dibutuhkan pihak ketiga
untuk membantu “melihat” dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dan
keunggulan-keunggulan kita dalam berbagai dimensi. Pengakuan ini tidak boleh
bersifat normative atau sekedar kuantitatif (angka-angka).
2. 2. Visioning
Yakni pemimpin
melakukan kegiatan reflektif untuk merumuskan masa depan perusahaan. Visi itu
terbentuk dari bawah, sebagai pekerja biasa atau pendatang baru yang melihat
hubungan-hubungan logis antar berbagai hal (level persepsi). Setelah itu
manusia akan ulai dengan step ke-2 atau ke-3 (tergantung pada bakat
masing-masing) yaitu level sosial (berpikir sistematik) atau level psikologis
(berpikir kreativ atau lateral), dan berakhir pada refleksi (level filosofi).
Dan dewasa ini visi tidak lagi sebagai individual vision, melainkan renungan
bersama (shared vision). Sehingga visi merupakan proses yang menumbuhkan
pemahaman bersama tentang gambaran institusi di masa depan.
3. 3. Destinasi
yang jelas
Destinasi
yang jelas dapat memudahkan turnaround, sehingga pemimpin maupun pengikutnya
harus mempunyai titik kejelasan yang dituju. Dan seorang pemimpin harus bisa
melihat destinasi yang jelas diatas dan jelas dibawah, sehingga pemimpin harus
memeriksa apakah pengikutnya dapat melihat apa yang dapat dia lihat dengan
mekanisme umpan-balik.
4. Sumber daya, dana, alat dan ketrampilan untuk mencapai destinasi
Sumber
daya (resources) adalah sesuatu yang pasti dan tidak menipu. Resources yang ada bisa dianggap tidak
ada, atau bahkan yang tidak ada dianggap ada. Resources tidak selalu tangibles, tapi juga bisa intangibles, seperti reputasi,
keterampilan, pengetahuan, motivasi, respek dari pihak ke-3, dan sebagainya.
Oleh karena itu seorang pemimpin harus bisa memotivasi bawahannya untuk percaya
pada kekuatan intangibles agar dapat
mencapai destinasi.
5. 5. Pengakuan/penghargaan
terhadap pelaku perubahan
Pengakuan
ini dapat berupa material maupun nonmaterial (rasa aman, status, persahabatan,
kesehatan, kesenangan, pengakuan, dan sebagainya). Untuk memperkuat arus
perubahan, pengakuan ini harus dikomunikasikan dengan baik dan diselenggarakan
beberapa kali. Bahkan pemberian penghargaan secara langsung dan berkali-kali
dipercaya jauh lebih berguna dibanding dengan pemberian bonus yang hanya
setahun sekali.
Strategi
Inti dari
sebuah strategi adalah merumuskan agar perusahaan menjadi lebih
kompetitif. Sedangkan kompetitif adalah
fungsi dari produktivitas, yaitu seberapa besar perusahaan mampu menghasilkan
barang-barang yang bernilai tambah tinggi dari setiap unit tenaga kerjanya.
Dalam hal ini, dua hal yang harus menjadi perhatian yaitu value dari barang
yang dihasilkan (dibentuk melalui kualitas, inovasi, dan pencitraan) serta
efisiensi sumber daya.
Pemimpin atau Manajer
Seorang
pemimpin pada dasarnya adalah orang yang menciptakan perubahan. Ia tidak
terpaku diatas pola yang dibuat oleh para pendahulunya, melainkan membuat
jalan-jalan baru yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau
organisasi.
Perbedaan antara pemimpin kreatif
dan reaktif
Pemimpin
reaktif, yaitu orang-orang yang cenderung menutup diri terhadap alternatif,
terlalu cepat bereaksi untuk segala hal, mudah tersinggung dan lebih terang
melihat kesulitan di balik setiap kesempatan daripada sebaliknya. Pemimpin
seperti ini pada umumnya adalah pekerja keras, namun cara kerjanya bisa menjadi
tidak efektif.
Berikut
adalah gaya berpikir pemimpin reaktif :
1. Cenderung
untuk menolak perubahan. Menganggap perubahan sebagai ancaman.
2. Cepat
tersinggung.
3. Mencurigai.
4. Wawasan
sempit atau tingkat intelegensi yang rendah.
Pemimpin
kreatif, yaitu seseorang yang berhasil mengendalikan agresivitasnya dalam
bentuk komunikasi yang teratur dan menimbulkan semangat kerja. Pemimpin ini
cenderung kreatif mencari jalan keluar dari setiap kesulitan yang dihadapi. Ia
mampu melihat terang kesempatan-kesempatan yang indah yang ada dibalik setiap
kesulitan. Pemimpin seperti inilah yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi pada
saat ini.
Berikut
adalah gaya berpikir pemimpin kreatif :
1. Cenderung
mendorong perubahan
2. Objektif
3. Berpikir
positif
4. Wawasan
luas dan penuh ide cemerlang
5. Idealis
Pemimpin tipe slash and burn
Pemimpin
tipe slash and burn percaya bahwa mati hidupnya perusahaan bukan ditentukan oleh
posisi keuangan (laba-rugi), melainkan oleh cashflow.
Bagi mereka, cashflow ibaratnya darah. Begitu darah berkurang, seperti manusia,
akan tampak pucat dan lesu. Orang yang lesu darah akan kehilangan gairah
lama-lama mati. Sebelum perusahaan benar-benar mati, ia harus berbenah menambah
darah dengan menjual segala harta bendanya
yang tidak produktif. Tapi ini tidak cukup. Ia harus bekerja lebih keras
lagi karena kapasitas yang tak terpakai mengalami pengangguran. Orang-orang
yang menganggur menjadi beban biaya tetap dan dapat mengganggu mereka yang
bekerja. Mereka yang resah mengorganisir diri dalam serikat-serikat pekerja dan
menetang upaya-upaya manajemen. Pemimpin tipe ini biasanyadibutuhkan pada saat
kondisi perusahaan sudah mendekati krisis yang berujung pada kematian.
Contoh
pemimpin Slash and burn adalah Jack Welch dan Perubahan Radikal
Welch adalah pelopor perubahan pada perusahaan-perusahaan besar dunia. Langkah yang diambil terbilang radikal dan menakutkan, karena beraksi lebih dari 100.000 orang kehilangan pekerjaannya. Langkahnya dianggap benar oleh CEO- CEO lain yang kemudian mengikuti langkahnya.
Welch adalah pelopor perubahan pada perusahaan-perusahaan besar dunia. Langkah yang diambil terbilang radikal dan menakutkan, karena beraksi lebih dari 100.000 orang kehilangan pekerjaannya. Langkahnya dianggap benar oleh CEO- CEO lain yang kemudian mengikuti langkahnya.
Perubahan
di GE tempat Welch bekerja dilatar belakangi oleh birokrasi dan ketumpulan
berpikir. Welch sudah meraskan betapa menyesakannya bekerja dengan birokrasi,
birokrasi membuat segala sesuatu menjadi lamban, mahal, dan tidak kreatif.
Revolusi yang dicanangkannya ditujukan untuk membuat manusia-manusia GE
bersahabat dengan perubahan.
Menurut
Platt (1998), filosofi pemimpin adalah Slash and burn. Didasarkan suatu asumsi
bahwa setelah melewati suatu masa kebeerhasilan bisnis akan bergerak lamban dan
malas. Untuk itu dibutuhkan upaya untuk menyingkirkan divisi dan kegiatan yang
berlebihan dan tak berguna. Semua itu harus dilakukan dengan cepat agar tidak
terjadi tarik-menarik dan negosiasi yang berkepanjangan.
Bila
CEO terus menerus menggunakan metode Slash and burn ini maka akan terjadi Chaos
dan muncul penolakan-penolakan yang tidak produktif. Saat seperti ini
dibutuhkan seorang Holism.
Holism manajer
Dalam
penerapan gaya slash and burn sangat potensial untuk menyulut terjadinya
konflik, maka dalam penerapan itu dibutuhkan seorang holism dalam memimpin
sebuah perusahaan.
Seorang
holism datang dengan semangat kerja sama. Ia datang dengan tujuan membangun
kembali puing-puing yang berserakan dan menyatukan perusahaan. Biasanya ia memulai
kerjanya dengan mengumpulkan semua staffnyake dalam sebuah ruangan dan
mendengarkan keluhan-keluhan mereka, lalu memberikan pencerahan tentang masa
depan dan perlunya kerja sama. Adakalanya ia juga mengundang pihak ke-3 yang
kredibel untuk memberkan motivasi baru.
Menurut
Platt (1998), filosofi seorang holism didasari anggapan bahwa sesungguhnya
perusahaan tidak sakit, melainkan gagal tumbuh karena berbagai sumber daya yang
ada gagal bekerja sama. Maka ia datang untuk menyatukan komponen-komponen yang
jalan sendiri-sendiri itu agar bergerak berirama dan produktif. Kalau saja para
pengikutnya itu diberi hak untuk menyuarakan pikiran-pikiran mereka, kata
seorang penganut holism, maka organisasi akan menjadi lebih efektif.
Lee
lacocca dan Chrysler
Lacocca
merupakan CEO dari ford yang di pecat dari perusahaan yang dimana dia merupakan
seseorang yang membidani lahirnya kendaraan paling favorit sepanjang sejarah
Amerika yaitu Mustang. Ia di puji puji oleh banyak kalangan karena Mustang
menembus angka penjualan yang berkisar di atas 400.000 unit .
Pemecatan
Lacocca terjadi pada tahun 1978 dimana ia dipecat oleh cucu pendiri ford, Henry
Ford II yang mengutarakan kalimat “ sometimes you just don’t like somebody”
kepada lacocca. Padahal pada saat itu lacocca masih dalam masa jaya nya di
industri. Setelah pemecatannya itu lacocca pergi ke Chrysler, lalu Chrysler
melamarnya saat berusia 54 th.dana tunainya habis hanya untuk membiayai penyakit
yang diderita Chrysler dan terus menggerogoti asset, sebagian karyawan tidak produktif dan malas.
Ketika
sampai di Detroit ia dicela oleh pers, akan tetapi dia bukan orang yang baru di
dunia otomotif dan dia mengerti bagaimana mendisain mobil dan menciptakan
efensi. Ia segera melakukan gubrakan dan melakukan turnaround di Chrysler. Ia melakukan PHK pada unit unit yang sudah
tak ada harapan lagi dan menggantinya dengan eksekutif eksekutif yang suka
tantangan.
Prinsip
Lacocca adalah “ mencari orang orang hebat tidak melulu dari perusahaan hebat.
Bisa jadi orang orang hebat adalah pejuang yang dibesarkan dari perusahaan
sakit.” Setelah semua terbaca ia pun pergi ke Washington untuk meminta pinjaman
uang. Sangat sulit memang untuk meminjam ke washington akan tetapi kerja
kerasnya membuahkan hasil dimana ia
dapat membangunkan Chrysler dari tidur pajangnya dan diangkat menjadi CEo
sekaligus chairman di Chrysler. Pada tahun 1992, ia pension dari Chrysler dan berhasil memperbaiki kinerja dua perusahaan
yang nyaris mati. Jeep dan Amercan Motor.
Practical
Manager
Selain
slash and burn Ceo dan seorang holism, masih ada satu lagi tipe Ceo yang
lainnya yaitu practical manager. Practical manager berasal dari suatu
perusahaan yang system dan cara kerjanya sudah terstruktur rapi. Dengan
menyentuh struktur dari sistem sebuah organisasi tipe ini dapat menjadikan
sebuah oraganisasi yang sakit menjadi kembali berfungsi. Mereka lebih menyukai
alat alat ukur keuangan, pengukuran kerja dengan balanced score card, rapat
rapat terjadwal dengan laporan laporan resmi, dan kesepakatan kesepakatan
tertulis dari pada .melakukannya secara informal.
Sebuah
upaya signalling
Penentuan
CEO menentukan sekitar 60% dari keberhasilan sebuah proses turnaround. Ketika
perusahaan dalam keadaan sakit banyak yang pihak yang memiliki kepentingan
seperti karyawan yang membutuhkan ketenangan kerja dan pembayaran gaji. Jika
perusahaan salah menaruh orang turnaround CEO maka banyak pihak yang akan
bersikap negative dapa perusahaan. Untuk memilih CEO turnaround yang tepat
bukan hanya memilih tipe pemimpin, melainkan sebuah proses signalling kepada
semua pihak tentang kelangsungan perusahaan. Dalam pemilihan turnaround CEO,
peran signalling tidak boleh diabaikan. Perlu keahlian untuk menjadi turnaround
CEO yaitu : kemampuan bernegosiasi, membaca keadaan perusahaan, kemampuan
mengelola kas, komunikasi, motivasi, serta mendengarkan. Semua keterampilan,
keahlian, bersama sama dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh
pemimpin turnaround akan menjadi modal yang sangat berharga bagi keberhasilan
proses turnaround. Jika semua pihak mendukung kinerja turnaround kemungkinan
dapat berhasil dan juga dapat menaikan status perusahaan menjadi lebih baik
lagi.
TANTANGAN
PERUBAHAN: MENUNJUKAN KEKURANGAN MASA LALU
Untuk
menciptakan perubahan di butuhkan teknik kontras, yaitu membandingkan kondisi
sekarang dengan keadaan masa depan. Sesuatu yang terjadi pada saat ini
merupakan cerminan dari apa yang diambil di masa lalu. Mengakui kekurangan atau
menerima kelemahan adalah hal yang positif tapi ada juga orang yang berpendapat
bahwa hal ini merupakan seperti membuka aib orang atu pemimpin dahulu.
Sebaiknya pemimpin dahulun yang tidak memiliki prestasi seharusnya dapat
menerima dan berada di luar perusahaan, karena hal tersebut merupakan
konsekuensi bagi pemimpin yang gagal. Keberanian untuk mengungkap sebuah
kejujuran sangat sulit dimana banyak orang yang beramai ramai menutupi
kebohongannya guna menutupi sejarah. Meskipun pemimpin lama sudah keluar dan
pemimpin baru sudah datang belum ada jaminan pemimpin lama akan diam. Melalui
komplain untuk agar mereka di manusiakan atau tidak “diadili” oleh generasi
berikutnya. Sebagian komplain dari para pejabat lama kemungkinan akan didengar
oleh para pejabat yang masih ada di perusahaan. Meski mereka sudah tidak
menjabat lagi, akan tetapi mereka akan mengancam dengan serangan serangan
psikologi yang dapat menghambat perusahaan.
No comments:
Post a Comment